Senin, 03 Januari 2011

CERPEN

Gagal Menonton Konser

Saat istirahat tiba terdengar suara hiruk pikuk di lorong kelas yang amat sangat ramai penuh dengan canda dan tawa yang menghiasi lingkungan sekolah. Ada seorang anak bernama Dwi yang mempunyai empat orang sahabat bernama Candy, Deti, Eva, dan Tari. Saya dan sahabatku ingin sekali menonton konser Lyla band setelah pulang sekolah.
Saya dan sahabatku mempunyai kesamaan yang sama yaitu sama- sama mengidolakan group band Lyla yang barasal dari Pekanbaru dan Bogor sejak 2008, kelima personil ini adalah Naga ( vokalis), Dennis( bassis), Fare( gitaris)
Amec (drummer), dan Dharma ( keyboardis) adanya kesamaan inilah yang menjadikan persahabatan di antara mereka semakin akrab, begitu setiap kali Dwi mulai bercerita.” Dulu pertama kalinya saya datang ke Studio Mantap Antv bertemu band ini, belum sempat minta foto dan tanda tangan sekedar berjabat tangan saja. Para personilnya baik, ramah, dan tidak sombong terhadap para penggemarnya ( Lylaku) serta lagu yang ok, lirik yang kena, dan wajah mereka yang bikin ketagihan buat di pandangi langsung jadi paketan yang susah di tolak…”
Jam istirahat masih berlangsung.
“ Tari! Tari beritahu yang lain nanti Lyla manggung di Studio Hits Rcti daerah kebun jeruk. Lylaku stanbay satu jam sebelum acara di mulai, jangan telat! Sambil terburu-buru menyampaikan hal ini. “sebelumnya Eva minta maaf tidak bisa ikut karena mau ada rapat di sekolah mengenai buku tahunan..”
Untuk yang kedua kalinya Eva bertanya lagi kepada Tari mengenain hal yang serupa.
“ Tari apa Candy, Deti, dan Dwi sudah kamu beritahu? Bagaimana mereka jadi ikut nggak?”
“ Ya, tentu! Tari sudah tanya sama mereka katanya mereka ingin sekali datang ke sana untuk menyaksikan perfome langsung dan ingin bertemu dengan sang idola.”
“ Dari daerah bekasi ke kebun jeruk jauh, Va?”
“ Bukan jauh lagi. Tari, dari ujung ke ujung dan lebih tepatnya di Jakarta Selatan.”
“ Ooo.. begitu Va, ngomong- ngomong makasih ya atas informasinya.” Ucap Tari sambil ketawa.
“ Ya, sama-sama semoga sukses .”
Tidak lama kemudian suara bel pun berbunyi nyaring sekali tring..tring..tring bertanda jam istirahat telah selesai, murid-murid memasuki kelasnya masing-masing dan pelajaran pun segera di mulai.
Bapak dan ibu guru memasuki ruang kelas dan menjelaskan pelajaran satu persatu. tidak terasa pelajaran demi pelajaran telah berlalu, kepala sekolah membunyikan bel bertanda jam pelajaran telah selesai, kini saatnya untuk pulang bel pun berbunyi tring..tring..tring..tring.
Saat pulang sekolah perlahan lahan turun dari tangga Dwi mulai berbincang bincang dengan sahabatnya yang bernama Candi, Deti, dan Tari.
“ Hai semua.”
“ Hai juga, kok tumben ada apa nih?” ucap mereka sambil penasaran melihat tingkah laku Dwi yang aneh sambil bernyanyi nyanyi.
“ Aneh! Maksudnya? Ga kok lagi senang aja hari ini kan ada Lyla di Hits mulainya jam berapa ya? Lupa??”
“ Oh begitu sekitar pukul 15.00 WIB sampai selesai, Candy, Tari, dan Deti, sepakat untuk berkumpul di dona pukul 13.00 WIB. Bagaimana setuju nggak wi???”
“ Ok saya setuju, ide yang bagus sampai ketemu di sana ya.” Ucap Dwi sambil tersenyum senang.
***
Semua pulang ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan perlengkapan yang akan di bawanya nanti. Berbeda dengan para sahabatnya, Dwi sibuk sendiri mempersiapkan perlengkapannya semua itu di persiapkan serapih mungkin untuk menonton konser dan tak lupa ingin meminta kenang-kenangan dari sang idola baik berupa foto maupun tanda tanggan. Semua perlengkapan itu di masukkannya ke dalam tas tebal berwarna hitam.
Matahari mulai terik saya mulai berangkat ke dona untuk berkumpul di sana. Setelah semuannya udah berkumpul tepat pukul 13.00 WIB kami berangkat menuju ke Stasiun Bekasi.
Tak terasa perjalanan demi perjalanan telah di lalui sampailah di Stasiun Bekasi. Dengan hati yang ikhlas Tari menawarkan kepada sahabatnya untuk naik kereta Ekonomi Ac harganya Rp 4.500 per orang setelah uang terkumpul Tari segera mengantri ke loket untuk membeli karcisnya.
Kurang lebih setengah jam kami mondar mandir, balik sana balik sini menunggu kereta. Di jalur dua kereta pun tiba dan berhenti kemudian kami segera naik ke dalam kereta putih bertuliskan KRL Ekonomi Ac.

Di dalam kereta tiba-tiba datanglah tukang Koran menghampiri Dwi.
“ Tabloidnya Neng, ada tentang Lyla Band lengkap sekalian poster jumbonya.” Abang tukang Koran itu menyodorkan Tabloid yang memasang wajah personilnya sebagai covernya ke hadapan Dwi. Tangan Dwi langsung nerima tabloid pemberian si abang tukang Koran.
“ Liat dulu ya bang.”
“ iya Neng kalo nggak jadi beli bayar seribu ya Neng, kata si Abang tukang Koran sambil ketawa.
“ Boleh saja saya bayar seribu bang. Tapi posternya saya ambil ya.” Bales Dwi sambil asik ngebolak balik halaman tabloid, nggak peduli sama Abang tukang koran yang mukannya udah manyun denger jawaban Dwi.
“ Neng, sebenarnya mau beli apa nggak si Neng?” Tanya si abang yang udah kesel.
“ Iya beli bang, tenang aja,” segera merapihkan tabloid yang tadi di bacanya nih uangnya sepuluh ribu, kembaliannya buat Abang aja deh, itung-itung ongkos saya baca tabloid dari tadi, Abang Koran pun segera pergi.
Sahabatnya ketawa melihat Dwi dengan Abang Koran. Kemudian Candy menyarankan menurut Candy, Deti, dan Tari lebih baik turun di Stasiun Jatinegara terus cari angkutan umum jurusan kebun jeruk.
Waktu menunjukkan pukul 14.00 WIB. Sampailah di Stasiun Jatinegara kami segera turun dari kereta.
***
Ini pertama kalinya kami pergi ke Studio Rcti. Entah mengapa rasa takut, cemas, dan panik yang ada di dalam dirinya tidak menjadi alasan utama untuk mencapai tujuannya.
Kami berjalan dan terus berjalan mencari angkutan umum yang menuju ke sana ada seorang tukang parkir oleh karenanya Deti menghampirinya dan mulai bertanya.
“ permisi pak, angkutan umum yang menuju ke Studio Rcti yang mana?”
“ Ada banyak Neng, di antaranya ada taksi, ojek, bus, dan busway.” Mau pilih yang mana?” kalo bus agak lama, ojek sulit karena Neng ber empat dari pada terpisah sedangkan busway dari sini Neng jalan terus belok ke kiri lalu menyebrang jalan dan biasanya antriannya panjang. Sebaiknya naik taksi saja biar cepat tapi semua itu terserah Neng.
“ Ok terima kasih banyak pak.”
Deti segera menghampiri taksi yang mangkal di seberang jalan itu.
“ Permisi pak dari sini ke Studio Hits Rcti kebun jeruk bayarnya berapa.”
“ Harganya Rp 60.000.”
“ Wah! Mahal sekali pak bias-bisa saya tidak bias pulang, kalo tidak bias kurang nggak jadi.” Pikir Deti sambil menghitungnya.
Ini yang ke sekian kalinya Deti bertanya kepada tukang taksi. Demikian pula dengan taksi yang ke dua, dan tiga sama saja malah harganya pun lebih mahal dari taksi pertama.
Setelah berjalan melewati jalan raya akhirnya kami merasa lelah keringat pun terus keluar membasahi baju lalu beristirahat di bawah pohon yang rindang di iringi dengan suara burung berkicau.
Kami mulai mendapat titik terang tanpa di sadari datanglah bus dengan jurusan kebun jeruk di belakang kami.
Tiba-tiba ada seorang pemuda dengan baju berwarna hitam, tinggi, dan berawak kurus menghampiri kami “ tadi saya liat Neng mau ke kebun jeruk itu busnya datang.” Ucap dia
Dwi dan sahabatnya bergegas naik ke bus itu. Di dalam bus Candy bertanya kepada kondektur.
“ Pak kondektur bus ini ke Studio Hits Rcti kebun jeruk?”
“ Wah benar sekali.”
“ Kalo gitu nanti turunkan di depan Studionya ya pak.”
“ Ya..ya..ya.”
***
Senang rasanya menemukan bus itu. Waktu menunjukkan pukul 14.50 WIB tak ada yang menyangka di perjalanan macet. Rasa gelisah, dan panik itulah yang di rasakannya karena acaranya akan di mulai pukul 16.00 WIB .” Akankah tepat waktu atau sebaliknya?” tak ada yang dapat di lakukannya selain berharap, berdoa, dan bersabar.
Pukul 16.15 WIB sampailah di Studio Hits Rcti terlambat 15 menit ibaratnya nasi sudah menjadi bubur. Kami sangat kecewa karena nggak boleh masuk oleh pak satpam ke dalam Studio, padahal ingin sekali menonton konser ternyata bukan kami saja yang terlambat ada pendukung dari group band Five Minutes, Wali, dan Netral.
Saya dan sahabatku mencoba berbincang-bincang dengan satpam berharap boleh masuk.
“ Permisi pak, Kami ingin masuk?” Boleh ya?” sambil merayu pak satpam
“ Tidak bisa!” Terlambat!” Emang Neng pendukungnya siapa?”
“ Liat baju kami.”
“ Oh Lila hita’ala, Eh maksudnya Lyla band .” jawab satpam sambil meledek
Karena nggak di izinkan kami pun nekat menunggu di luar Studionya sampai selesai tepat pukul 17.00 WIB acara selesai tak lama keluarlah Lyla Band dari Studio dengan mobil sedan berwarna hitam.
Kami pun dengan cepat menghampirinya. Akhirnya bertemulah dengan Lyla band rasa senang dan terharu bercampur jadi satu., kami tak menyangka bakal bertemu dengan sang idola walaupun tak bisa liat perfome-Nya tapi kami senang dapat bertemu sang idola di luar Studio.
Itulah perjalanan kami, memang tak mudah untuk memperoleh suatu tujuan tetapi dengan keberanian, kesabaran, berusaha, dan berdoa pasti bisa menggapainnya jadi.” Gagal siapa takut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar